RSS

Tata Upacara Adat Perkawinan Melayu Riau

Tata Upacara Adat
Perkawinan Melayu Riau

Adapun tahapan upacara Perkawinan Melayu Riau itu secara umum adalah sbb:

1. Merisik
2. Meminang
3. Mengantar tanda
4. Mengantar Belanja
5. Perhelatan Pernikahan
a. Hari Pernikahan
b. Berinai Curi
c. Berandam
d. Akad Nikah
e. Bernilai Lebai
f. Khatam Al-Qur’an
g. Hari Langsung / Bersanding
h. Hari menyembah mertua
i. Mandi damai / Mandi taman.




Adapun bentuk dari masing-masing kegiatan tersebut adalah sbb:

I. MERISIK

Sebelum zaman kemajuan seperti sekarang ini, pergaulan wanita dengan laki-laki tidaklah terbuka dan satu sama lain. Mereka dibatasi oleh adat budaya Melayu yang telah mengatur itu semua dan didukung oleh masyarakat sezamannya itu.
Sehingga dalam mencari jodoh haruslah melalui para orang tua dan sianak cukup menyampaikan keinginannya kepada kedua orang tua.
Jika seorang pemuda merasa tertarik akan seorang gadis, maka ia akan menyampaikan kepada kedua orang tuanya, dang tua tersebut harus mencari thu akan keadaan sigadis yang dimaksudkan oleh sipemuda,
Untuk mencari tahu tentang keadaan sigadis, maka ia ditunjuklah seorang yang dopercaya untuk mencari tahu tentang keadaan sigadis tersebut.
Maka si perantara tersebut akan melakukan penyelidikan tentang keadaan si gadis tersebut mengenai :
- Siapa orang tua gadis ini (garis keturunannya)
- Bagaiman fi’ilnya, sifatnya, santunnya, dsb.
- Apa pendidikannya, berapa bersaudara.
- Bagaimana parasnya, cacat tubuh apa tidak.
- Apa keterampilannya untuk rumah tangga
- Bagaiman sikap terhadap sanak saudara.
- Bagaimana pula sikap terhadap tetangga.
- Dan sebagainya secara lengkap.


Jadi, kegiatan mencari tahu tentang diri si gadis ini dilakukantidak dengan terang-teranganuntuk mencari jodoh, melainkan secara terselubung, misalnya dalam sindir dan kias yang khusus dimiliki oleh orang yang ditunjuk tersebut dan kegiatan inilah yag dinamakan dengan MERISIK.

Merisik dapat dilakukan melalui keluarga si gadis (orang tuanya) ataupun melalui para sahabat dan kawan sepermainan dengannya.
Kegiatan merisik ini juga berlaku bagi keluarga si gadis yang ingin mengetahui pula tentang diri si lelaki maka akan berlaku pula hal sebaliknya yang serupa.

II. MEMINANG

Setelah pihak lelaki semufakat untuk menjodohkan anak lelakinya dengan sigadis yan telah disepakati, maka dikirimlah perutusan kerumah si gadis untuk meminang atau melamar si gadis secara resmi.
Perwakilan terdiri dari beberapa orang yang dituakan dan seorang juru bicara.
Supaya pihak wanita tidak merasa dikejutkan atas kedatangan ini.
Pada pertemuan ini pihak lelaki menyampaikan maksud dan tujuan kedatangannnya, yang dijawab oleh pihak wanita.

Pada pelaksanaan peminangan ini adakalanya pihak wanita tidak langsung menjawab atas pinangan ini, melainkan meminta waktu beberapa hari untuk menjawabnya dan kepada pihak lelaki diminta datang kembali pada hari yang ditentukan, dan sebaliknya ada pula jawaban diberikan pada saat peminangan itu.
Jika jawaban diberikan beberapa hari kemudian, ini menandakan bahwa pihak wanita ingin bermufakatdulu dengan pihak keluarga dan juga ingin pula terlebih dahulu mengetahui tentang anak lelaki yang akan dijodohkan dengan anak gadisnya. Tentu mereka juga akan merisik terlebih dahuli tentang lelaki tsb.

III. MENGANTAR TANDA ( BERTUNANGAN )

Setelah pinangan diterima, maka akan dilakukan acara mengantar tanda sebagai ikatan tali pertunangan.

Setelah pihak wanita menyatakan menerima atas pinangan pihak lelaki, maka pihak lelaki kembali mengirim perutusan kerumah pihak wanita untuk menyampaikan tanda ikatan untuk keua anak mereka.

Didalam pelaksanaan meminang tersebut pihak lelaki selalu membawa serta barang kemas sebagai tanda ikatan perjodohan, karena lazim juga jawaban langsung diberikan oleh pihak wanita bahwa pinangan diterima atau ditolak.

Jika ditolak maka perutusan akan kembali kerumah dengan tangan hampa.
Sebaliknya jika langsung diterima maka akan dilanjutkan dengan penyerahan tnda sebagai ikatan perjodohan antara keduannya.

Kesimpulannya, Mengantar Tanda ialah sebagai tanda ikatan perjodohan selalu dipersiapkan sebentuk cincin emas dengan ukuran sesuai dengan tingkat sosialnya.

IV. MENGANTAR BELANJA.

Upacara mengantar belanja adalah kedatangan perutusan keluarga calon pengantin lelaki kerumah calon pengantin wanita untuk menyerahkan uang belanja sebagai bantuan untuk biaya pelaksanaan upacara pernikahan dengan jumlah yang disesuaikan dengan kesangguapan calon pengantin lelaki.

Mengantar uang belanja ini dilengkapi pula dengan bahan pengiring berupa berbagai barang-baran keperluan calon pengantin wanita yang juga disesuaikan dengan kemampuan pihak lelaki.

Menurut kebiasaannya barabg-barang antaran ini disamping sejumlah uang juga disertakan barang-barang seperti :
a. Sepesalin bahan oakaian kebaya dari Tenunan Siak atau lebih.
b. Sepesalin bahan pakaina kebaya dari jenis kain lainnya atau lebih.
c. Bahana keperluan sholat.
d. Tas tangan, selop (sandal), sepatu.
e. Handuk mandi.
f. Selimut
g. Bahan untuk berhias.
h. Bunga rampai secukupnya
i. Pakaian dalam
j. Bahkan ada yang menyerahkan seperangkat peralatan tidur komplit.
k. Bunga rampai secukupnya.

Yang paling utama hantaran belanja adalah uang belanja sebagai tanda tanggung jawab.
Sedangkan uang hantaran sering dibuat kreasi dalam berbagai bentuk, seperti misalnya berbentuk kapal layar, rumah-rumah atau bunga dll sesuai kemampuan sipenggubah memberikan kreasi.

Penyampaian uang hantaran beserta barang-barang pengiringnya ini disampaikan dalam suatu upacara khusus dan lazimnya disampaikan melalui juru bicara dari masing-masing pihak dalam bentuk pantun yang diawali denag tukat menukar tapak sirih yang berisi lengkap, sebagai tanda kesucian hati dari kedua belah pihak.

Maksud yang terkandung dari pelaksanaan upacara mengantar belanja ini adalah sebagai tanda tanggung jawab dan rasa kebersamaan dari pihak lelaki, terutama sebagai dalam iktikat membina rumah tangga bahagia, rukun damai, sakinah, mawaddah warahmah. Dan disini tertanam sifat kegotong royongan.

Adapun pelaksanaan acara ini adalah penyampaian maksud mengantar belanja yang disampaikan oleh juru bicara dan menyebutkan satu persatu apa-apa yang diserahkan dan sekaligus menetapkan hari pernikahan.

V. PERHELATAN PERNIKAHAN

Setelah pihak wanita menerima menerima antaran belanja maka mulailah mempersiapkan segala sesuatu untuk menghadapi hari perkawinan, seperti membersihkan dan merapikan rumah, melengkapi peralatan yang kurang, mempersiapkan rencana kerja pelaksanaan hari perkawinan dsb. Sehingga sampailah saat hari pelaksanaan.

Sebelum sampai pada hari puncak yaitu hari pelaksanaan perkawinan, terlebih dahulu dilakukan beberapa kegiatan sebagai persiapan yaitu:

1. Menggantung ( hari menggantung )

Hari menggantung adalah hari dimulainya secara nyata persiapan upacara perhelatan pernikahan akan dilangsungkan. Ini dilakukan sekira 5(lima) atau 6(enam) hari menjelang hari pernikahan.

Kegiatan ini diawali dengan memasang pentas pelaminan. Setelah pentas pelaminan selesai dipasang maka pentas tersebut ditepung tawari, dan setelah itu barulah dilanjutkan dengan memasang hiasan berupa tabir belang dengan cara digantung, yang dilakukan oleh juru pelaminan.

Tabir belang digantung pada 4 sisi pelaminan dan dilengkapi dengan tabir gulung dan tabir jatuh serta tabir perias yang dipasang pada bagian atas tabir belang.
Warna tabir belang diatur dimulai dari kuning, hijau dan merah. Dibagian tingkat pelaminan dipasang susur bertekat dan dikiri kanan tempat duduk pelaminan dipasang bantal papan dan bantal susun (bantal kopek). Variasi lainnya berupa kelambu memakai kain yang indah dengan warna yang cocok dan serasi, namun tetap sederhana dan titik norak dengan segala yang berkilat.

Pekerjaan menggantung ini mungkin memakan waktu sampai dua hari atau tiga hari, namun diharapkan pada acara berinai pelaminan telah selesai dihias.

Kenapa dinamakan dengan menggantung??
Karena kebanyakan alat hias memasang bangsal (tenda) di bagian luar rumah demikian pula dengan dapur tempat memasak.

2. Berinai Curi

Kepada setiap calon pengantin dilakukan upacara berinai yang dilaksanakan pada malam hari. Peralatan berinai yang telah dipersiapkan dirumah calon pengantin wanita, secara diam-diam dibawa kerumah calon pengantin lelaki yang akan dipergunakan pula untuk calon pengantin lelaki berinai.

Karena pelaksanaan berinai ini dilakukan pada malam hari dan sebagian dari inai dirumah pengantin wanita diambil secara diam-diam (dicuri) maka acra ini disebut Malam Berinai Curi.
Malam berinai ini dilakukan sekira 3 hari menjelang hari pernikahan atau perkawainan. Kegiatan pada malam berinai ini diawali oleh Mak Andam mempersiapkan peralatan untuk berinai.

Maksud yang terkandung dari berinai ini adalah untuk menolak bala, melindungi diri dari segala kejahatn serta menaikkan seri dan cahaya serta memberikan kekuatan serta wibawa.
- Kalau memakai inai ditangan, merahnya pemanis, merah penolak bala dan hantu setan, merah tanda dalam anyir, tak dapat digamng-gamang.
- Kalau memakai inai dikuku, inai pemanis
- Kalau memakai inai ditapak tangan, tanda inai penjaga diri.
- Inai keliling tapak kaki dan tangan, inai kasih pembangkit seri, tidak jauh karena gamang, tidak tergelicik karena licin, tidak tertarung dibatang tumbang.
- Kalau inai ditapak kaki, inai tanda tak boleh berjalan jauh. Jauh nya dapat dipanggil-panggil, jauh setakat tingkat pelaminan.
- Ibu jari tanda egois, jari telunjuk tanda suka memerintah, jari tengah tanda penakut dan tak punya inisiatif, jari manis tanda suka pada keindhan serta jari kelingking suka memikirkan orang lain dan lupa memikirkan diri sendiri.

Kelengkapan Inai :
- Tepak sirih berisi sirih lengkap.
- Inai yang sudah digiling halus secukupnya.
- Lilin lebah untuk menutup kuku ( dihias/dibentuk )
- Bedak sejuk.
- Kain Lap / serbet / kertas Tisu.
- Lilin untuk dinyalakan.
- Sabun mandi.
- Seutuhnya ditata dalam piring beralas serbet.

3. Berandam

Upacara Berandam dilakukan sehari sesudah berinai dan dilakukan pada pagi hari terhadap bujang dan dara calon pengantin dikediaman masing-masing yang dipimpin oleh Mak Andam (Bidan Pengantin).

Namun yang mutlak dilakukan untuk wanita. Dilakukan pada pagi hari dengan maksud mengambil seri dari matahari pagi sepenggalahan agar pengantin selalu bercahaya dan cerah secerah matahari pagi.

Adapun berandam ini hakekatnya mencukur bulu roma diwajah sekaligus membersihkan muka, membetulkan alis dan anak rambut baik dibagian muka maupun dibagian belkang tengkik.

Makna yang terkandung dalam upacara berandam ini tiada lain adalah untuk pembentukkan keindahan lahiriah guna perwujudan kecantikan bathiniahnya.

4. Akad Nikah

Upacara Akad nikah adalah upacara keagamaan yang sacral yang menentukan syah tidaknya suatu perkawinan dimana seorang ayah akan melepaskan tanggung jawab terhadap anak perempuannya kepada seorang perjaka yang akan menjadi suami dihadapan Kadhi Nikah dan saksi-saksi sesuai hukum syarak dan qur’an.
Kata-kata penyerahan dari si ayah disebut Ijab, sedangkan kata jawaban dari siperjaka pengantin lelaki disebut Kabul. Dan upacara ini dilakukan di rumah pengantin wanita.

Setelah Ijab Kabul dilanjutkan dengan pengantin lelaki menyembah orng tua pengantin wanita dan orang tua-tua yang patut menurut adat dan lembaganya.
Pada acara penyembahan ini terkandung makna untuh memohon keampunan dari kedua orang tua dan keikhlasan menerima kehadiran anak menantunya kedalam keluarga mereka.
Seterusnya setelah akad nikah maka si pengantin mestilah:

Tahu akan beban yang menanti
Tahu akan apa yang menunggu
Tahu hidup memegang wakil
Tahu alur dengan patutnya
Tahu akan salah dan silih
Tahu akan fungsi dan tugas suami istri
Tahu pula tempat tegaknya isteri.

5. Berinai Lebai

Setelah kedua pengantin mengikuti upacara menyembah orang tua pada acara akad nikah nikah selesai maka terhadap kedua pengantin ini dilakukan upacar tepuk tepung tawar. Kedua pengantin ini di dudukkan diatas pelaminan.
Tepuk tepung tawar terhadap pengantin lelaki dan perempuan didudukkan diatas pelaminan / gerai secar bergantian antara lelaki dengan perempuan dan gading-gading pengantin lelaki berdiri dikiri dan kanan pelaminan. Pada saat ini kedua pengantin ini ditepuk tepung tawari secarta bersama / disandingkan dengan alas an menghemat waktu dan mereka telah syah dipertemukan.
Tepuk tepung tawar ini dilakukan oleh orang tua-tua atau yang dituakan dikalangan keluarga maupun dimasyarakat dengan jumlah yang ganjil sesuai dengan tingkat sosialnya dalam masyarakat dan sipenepuk yang terakhir diharuskan memimpin pembacaan do’a.

Adapun tingkat social kehidupan dimasyarakat yang ditemui dulunya adalah :
a. Tingkat Sultan : 9 orang
b. Tingkat keluarga Sultan (Tengku/syed) : 7 orang
c. Tingkat Datuk-datuk/Encik-encik/wan : 5 orang
d. Tingkat Masyarakat Awam : 3 orang
Bersebab pada acara tepuk tepung tawar ini dilakukan pula berinai ditelapak tangan yang disaksikan oleh orang ramai dan dihadiri oleh ulama maka acara ini juga disebut sebagai “Berinai Lebai”

Upacara akad nikah yang dirangkai dengan tepuk tepung tawar (Berinai Lebai) ini berakhir dengan makan bersama dan kemudian pengantin lelaki beserta rombongannya kembali kerumah kediamannya untuk beristirahat sambil bersiap-siap menunggu waktu untuk bersanding / hari langsung.

6. Upacara Khatam Al-Qur’an

Setiap remaja putri akan naik pelaminan melangsungkan pernikahannya, maka sesudah akad nikah akan dilakukan upacara berkhatam al-qur’an yang berarti telah menamatkan pelajaran mengaji kitab Suci Al-Qur’an dan siap mengarungi dunia luas guna mencari bekal akhirat kelak karena telah dibekali dengan pengetahuan agama untuk hidup berumah tangga.

Upacara Khatam Al-Qur’an ini dilakukan sehari setelah dilakukanakad nikah (keesokkan harinya) yang dilakukan dirumah pengantin wanita.

Berkhatam al-qur’an juga menunjukkan kuatnya keimanan seseorang atau keluarga yang mengasuhnya sejak dari kecil lagi.
Hal ini terlihat dalam ungkapan dat yang berbunyi :

Kalau duduk suruh mengaji
Kalau tegak suruh sembahyang

Kemudian ditemui pula dalam pantun nasihat :

Dari kecil Cilcilak Padi
Sudah besar Cilcilak Padang
Dari kecil duduk mengaji
Sudah besar tegak sembahyang

7. HARI BERLANSUNG (HARI BERSANDING)

Hari langsung (bersanding) adalah hari yang dinanti-nantikan. Karena pada hari ini pengantin diarak dari rumahnya menuju kerumah pengantin wanita untuk diduduk sandingkan disana dengan melalui beberapa urutan kegiatan.

Diawali dengan menjumput pengantin lelaki oleh beberapa orang tua sebagai perwakilan pengantin wanita. Kedatangan para penjemput ini sekaligus membawa hidangan (makanan) untuk pengantin lelaki lengkap dengan lauk pauk dan kueh muehnya.

Rombongan penjemput ini disambut ditengah rumah dan dihidangkan minuman dan kueh. Pengantin lelaki mempersiapkan diri dengan berpakaian baju Melayu Cekak Musang dari tenunan Siak. Dan di jari kelingking serta ibi jari dipakai canggai sedangkan dikepala dopakai yang dinamakan perkakas andam (Desto/Destar) atau tanjak/tengkolok dari tenunan Siak.





Gurindam 12 Melayu Riau
Raja Ali Haji
Gurindam 12 Raja Ali Haji Melayu Riau.
Ketika 1263H sekitar tanggal dua puluh tiga (23) bulan Rajab hari Selasa, Raja Ali Haji mengarang satu gurindam 12 Melayu Riau.
Syahdan. Sangat berbeda antara gurindam dan syair.
Arti syair Melayu itu perkataan yang bersajak serupa dua berpasang pada akhirnya dan tidak sempurna perkataan pada satu-satu pasangnya, berbeda dengan gurindam.
Adapun Arti Gurindam yaitu perkataan yang bersajak juga pada akhir pasangannya tetapi sempurna perkataannya dengan satu pasangannya maka jadilah seperti sajak yang pertama.

Bermula inilah rupanya syair.

Dengarkan tuan suatu rencana
Mengarang di dalam gundah gulana
Barangkali gurindam kurang kena
Tuan betulkan dengan sempurna
Inilah arti gurindam yang di bawah syatar ini
Persamaan yang indah-indah
Yaitu ilmu yang memberi faedah
Aku hendak bertutur
Akan gurindam yang beratur

Fasal 01 - Gurindam 12 Melayu Riau
Ini gurindam pasal yang pertama

Barang siapa tiada memegang agama
Segala-gala tiada boleh dibilang nama

Barang siapa mengenal yang empat
Maka yaitulah orang yang ma’rifat

Barang siapa mengenal Allah
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah

Barang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri

Barang siapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang terpedaya

Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudharat

Fasal 02 - Gurindam 12 Melayu Riau

Ini gurindam pasal yang kedua

Barang siapa mengenal yang tersebut
Tahulah ia makna takut

Barang siapa meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tiada bertiang

Barang siapa meninggalkan puasa
Tidaklah mendapat dua termasa

Barang siapa meninggalkan zakat
Tiadalah hartanya beroleh berkat

Barang siapa meninggalkan haji
Tiadalah ia menyempurnakan janji.

Fasal 03 - Gurindam 12 Melayu Riau
Ini gurindam pasal yang ketiga:

Apabila terpelihara mata,
sedikitlah cita-cita.
Apabila terpelihara kuping,
khabar yang jahat tiadalah damping.
Apabila terpelihara lidah,
nescaya dapat daripadanya faedah.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,
daripada segala berat dan ringan.
Apabila perut terlalu penuh,
keluarlah fi'il yang tiada senonoh.
Anggota tengah hendaklah ingat,
di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hendaklah peliharakan kaki,
daripada berjalan yang membawa rugi.

Fasal 04 - Gurindam 12 Melayu Riau

Ini gurindam pasal yang keempat:

Hati kerajaan di dalam tubuh,
jikalau zalim segala anggota pun roboh.
Apabila dengki sudah bertanah,
datanglah daripadanya beberapa anak panah.
Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
di situlah banyak orang yang tergelincir.
Pekerjaan marah jangan dibela,
nanti hilang akal di kepala.
Jika sedikitpun berbuat bohong,
boleh diumpamakan mulutnya itu pekong.
Tanda orang yang amat celaka,
aib dirinya tiada ia sangka.
Bakhil jangan diberi singgah,
itupun perampok yang amat gagah.
Barang siapa yang sudah besar,
janganlah kelakuannya membuat kasar.
Barang siapa perkataan kotor,
mulutnya itu umpama ketur.
Di mana tahu salah diri,
jika tidak orang lain yang berperi.

Fasal 05 - Gurindam 12 Melayu Riau

Ini gurindam pasal yang kelima:

Jika hendak mengenal orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa,
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
sangat memeliharakan yang sia-sia.
Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.
Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
bertanya dan belajar tiadalah jemu.
Jika hendak mengenal orang yang berakal,
di dalam dunia mengambil bekal.
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,
lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai

Fasal 06 - Gurindam 12 Melayu Riau

Ini gurindam pasal yang keenam:

Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru.
Cahari olehmu akan isteri,
yang boleh menyerahkan diri.
Cahari olehmu akan kawan,
pilih segala orang yang setiawan.
Cahari olehmu akan abdi,
yang ada baik sedikit budi

Fasal 07 - Gurindam 12 Melayu Riau

Ini Gurindam pasal yang ketujuh:

Apabila banyak berkata-kata,
di situlah jalan masuk dusta.
Apabila banyak berlebih-lebihan suka,
itulah tanda hampir duka.
Apabila kita kurang siasat,
itulah tanda pekerjaan hendak sesat.
Apabila anak tidak dilatih,
jika besar bapanya letih.
Apabila banyak mencela orang,
itulah tanda dirinya kurang.
Apabila orang yang banyak tidur,
sia-sia sahajalah umur.
Apabila mendengar akan khabar,
menerimanya itu hendaklah sabar.
Apabila menengar akan aduan,
membicarakannya itu hendaklah cemburuan.
Apabila perkataan yang lemah-lembut,
lekaslah segala orang mengikut.
Apabila perkataan yang amat kasar,
lekaslah orang sekalian gusar.
Apabila pekerjaan yang amat benar,
tidak boleh orang berbuat onar.

Fasal 08 - Gurindam 12 Melayu Riau

Ini gurindam pasal yang kedelapan:

Barang siapa khianat akan dirinya,
apalagi kepada lainnya.
Kepada dirinya ia aniaya,
orang itu jangan engkau percaya.
Lidah yang suka membenarkan dirinya,
daripada yang lain dapat kesalahannya.
Daripada memuji diri hendaklah sabar,
biar pada orang datangnya khabar.
Orang yang suka menampakkan jasa,
setengah daripada syirik mengaku kuasa.
Kejahatan diri sembunyikan,
kebaikan diri diamkan.
Keaiban orang jangan dibuka,
keaiban diri hendaklah sangka.

Fasal 09 - Gurindam 12 Melayu Riau
Ini gurindam pasal yang kesembilan:

Tahu pekerjaan tak baik,
tetapi dikerjakan,
bukannya manusia yaituiah syaitan.
Kejahatan seorang perempuan tua,
itulah iblis punya penggawa.
Kepada segaia hamba-hamba raja,
di situlah syaitan tempatnya manja.
Kebanyakan orang yang muda-muda,
di situlah syaitan tempat berkuda.
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,
di situlah syaitan punya jamuan.
Adapun orang tua yang hemat,
syaitan tak suka membuat sahabat
Jika orang muda kuat berguru,
dengan syaitan jadi berseteru.

Lingkungan lembaga pendidikan tempat pendidik bekerja merupakan lingkup formal bagi seorang pendidik untuk melaksanakan tugas utamanya sebagai pengajar, pembimbing dan pendidik.

Fasal 10 - Gurindam 12 Melayu Riau

Ini gurindam pasal yang kesepuluh:

Dengan bapa jangan durhaka,
supaya Allah tidak murka.
Dengan ibu hendaklah hormat,
supaya badan dapat selamat.
Dengan anak janganlah lalai,
supaya boleh naik ke tengah balai.
Dengan isteri dan gundik janganlah alpa,
supaya kemaluan jangan menerpa.
Dengan kawan hendaklah adil supaya tangannya jadi kafill.

Fasal 11 - Gurindam 12 Melayu Riau

Ini gurindam pasal yang kesebelas:

Hendaklah berjasa,
kepada yang sebangsa.
Hendaklah jadi kepala,
buang perangai yang cela.
Hendaklah memegang amanat,
buanglah khianat.
Hendak marah,
dahulukan hajat.
Hendak dimulai,
jangan melalui.
Hendak ramai,
murahkan perangai.

Fasal 12 - Gurindam 12 Melayu Riau

Ini gurindam pasal yang kedua belas:

Raja muafakat dengan menteri,
seperti kebun berpagarkan duri.
Betul hati kepada raja,
tanda jadi sebarang kerja.
Hukum adil atas rakyat,
tanda raja beroleh anayat.
Kasihan orang yang berilmu,
tanda rahmat atas dirimu.
Hormat akan orang yang pandai,
tanda mengenal kasa dan cindai.
Ingatkan dirinya mati,
itulah asal berbuat bakti.
Akhirat itu terlalu nyata,
kepada hati yang tidak buta.



Tunjuk Ajar Melayu

Tunjuk ajar adalah ungkapan-ungkapan bijak yang dikemas dalam pantun atau syair – di lain waktu ia juga bisa berupa gurindam atau hikayat – berisi petuah, pengajaran atau nasehat orang tua kepada anak secara turun-temurun – atau dari orang tua-tua kepada generasi muda – dari generasi ke generasi dalam masyarakat Melayu. Defenisi ini adalah hasil tafsiran saya sendiri terhadap Tunjuk Ajar Melayu ini. Oleh sebab itu, mungkin, belum terlalu tepat benar.
Tunjuk ajar ini, dahulunya, hanya tersimpan dalam minda dan tersebar melalui tutur dari mulut ke mulut (ungkapan). Dan (mungkin) sejak era kepengarangan Raja Ali Haji ada upaya untuk “menyimpan” – dan juga menggubah – hal semacam ini dalam bentuk nukilan atau karya sastra. Tapi, tetap saja jumlah yang ternukil itu tak seberapa jumlahnya dibanding yang tersebar dalam tutur. Demikianlah betapa banyaknya ungkapan-ungkapan bijak ini jumlahnya.

Wahai ananda hendaklah ingat,
hidup di dunia amatlah singkat
banyakkan amal serta ibadat
supaya selamat dunia akhirat
wahai ananda dengarkan peri,
tunangan hidup adalah mati
carilah bekal ketika pagi
supaya tidak menyesal nanti
wahai ananda dengarlah madah,
baikkan laku elokkan tingkah
banyakkan kerja yang berfaedah
supaya hidupmu beroleh berkah
wahai ananda dengarlah pesan,
kuatkan hati teguhkan iman
jangan didengar bisikan setan
supaya dirimu diampuni Tuhan
wahai ananda peganglah janji,
berbuat khianat engkau jauhi
banyakkan olehmu bertanam budi
supaya kelak hidup terpuji
wahai ananda cahaya mata,
janganlah tamak kepada harta
mencari nafkah berpada-pada
supaya hidupmu tiada ternista
wahai ananda sibiran tulang,
betulkan kaji, tegakkan sembahyang
umur yang ada jangan dibuang
supaya hidupmu dipandang orang
wahai ananda belahan diri,
kerja menyalah jangan hampiri
berbuat maksiat jangan sekali
supaya hidupmu diberkahi Ilahi…






PANTUN
MELAYU

Kandungan Isi Pantun Melayu

Hakikatnya kandungan isi pantun Melayu adalah “tunjuk ajar” yang di dalamnya terdapat nilai-nilai luhur agama, budaya dan norma-norma yang dianut masyarakatnya. Penyampaiannya bervariasi, ada melalui kelakar, melalui sindiran, melalui nyanyian dan sebagainya, sehingga timbul anggapan bahawa pantun Melayu ada yang berisi tunjuk ajar dan ada pula yang hanya hiburan semata-mata.
Padahal, bila disemak secara lebih menukik, apapun wujud pantun, tetaplah tidak terlepas dari nilai-nilai luhurnya. Namun memang ada yang tunjuk ajarnya terasa kental dan ada pula yang tersirat yang hanya dapat disemak oleh mereka yang memahami budaya Melayu atau oleh mereka yang memahami hakikat pantun Melayu.

Contoh pantun:


Mengapa sibuk orang di Pekan
Orang membeli sambal ketupat
Buah yang mabuk usah dimakan
Batang berduri jangan dipanjat

Apabila kaki bertumbuk langkah
Surut kembali ke pangkal jalan
Apabila hati kemaruk serakah
Duduk berdiri ditinggalkan kawan

Apabila pelita tidak bersumbu
Mana kan dapat dibuat suluh
Apabila kepala tidak berilmu
Mana kan dapat hidup senonoh

Mengapa banyak lalang tumbuh
Kerana tidak berladang padi
Mengapa banyak orang bergaduh
Kerana tidak mengenang budi

Kalau hendak memilih kain
Pilihlah kain bertapak catur
Kalau hendak memilih pemimpin
Pilihlah pemimpin berakhlak jujur

Apa guna orang bertenun
Untuk membuat pakaian adat
Apa guna orang berpantun
Untuk mengingat petuah amanat

Apa guna orang bertenunUntuk membuat kain dan baju
Apa guna orang berpantun
Untuk mengangkat tuah Melayu

Apa guna orang bertenun
Untuk membuat pakaian budak
Apa guna orang berpantun
Untuk mengajar hukum dan syarak

Apa guna orang bertenun
Untuk membuat kain cindai
Apa guna orang berpantun
Untuk membaiki laku perangai

Apa guna orang bertenun
Untuk membuat pakaian nikah
Apa guna orang berpantun
Untuk menyampaikan petuah amanah

Apa guna orang bertenun
Untuk membuat kain pelekat
Apa guna orang berpantun
Untuk mengkaji adat istiadat

Apa guna orang bertenun
Untuk membuat kain selerang
Apa guna orang berpantun
Untuk mengisi mana yang kurang



Apa guna orang bertenun
Untuk membuat kain dan baju
Apa guna orang berpantun
Untuk menimba berbagai ilmu

Kalau orang melabuh pukat
Carilah pancang kayu berdaun
Kalau kurang mengetahui adat
Carilah orang tahu berpantun

Kalau kayu hendak ditarah
Keratlah cabang dengan daunnya
Kalau ilmu hendak bertambah
Dekati orang dengan pantunnya

Apalah guna daun kayu
Untuk tempat orang berteduh
Apalah guna pantun Melayu
Untuk tempat mencari suluh


Syair melayu

Wahai ananda dengarlah pesan
Pantun Melayu jangan tinggalkan
Pakai olehmu untuk pedoman
Di dalamnya banyak tunjuk ajaran
Wahai ananda intan di karang
Pantun Melayu jangan dibuang
Di dalamnya banyak amanah orang
Untuk bekalmu di masa datang
Wahai ananda kekasih ibu
Pakai olehmu pantun Melayu
Di dalamnya banyak mengandung ilmu
Manfaatnya besar untuk bekalmu
Wahai ananda permata intan
Pantun Melayu jangan abaikan
Di dalamnya banyak mengandung pesan
Pegang olehmu jadi pedoman
Wahai ananda cahaya mata
Pantun Melayu jangan dinista
Isinya indah bagai permata
Bila dipakai menjadi mahkota
Wahai ananda bijak bestari
Pantun menjadi suluh negeri
Ilmu tersirat payah dicari
Bila disimak bertuahlah diri
Wahai ananda dengarlah manat
Pantun memantun sudah teradat
Di dalamnya banyak berisi nasehat
Bila dipakai hidup selamat
Supaya iman tidak berkisar
supaya hidup tidak terlantar
bila mati tidak tercemar
masuk ke dalam syurga bersinar

4 comments:

Anonymous said...

thanks rosa's blog ! tugas budaya melayu gua selesai ! :D

pakningbertuah said...

berkunjung,,,numpang bace2. mampirlah kepondok kami tuan.

Anonymous said...

thx very much

Putri Ermalia said...

Ada contoh pantun nya gak dari pihak laki-laki dan perempuan